Tuesday, May 28, 2013

Hal Ehwal Hubungan Dengan Orang Kafir

Dalam perkara yang membabitkan hak, tidak dilihat pada agama atau bangsa seeorang: 

- Harus membantu orang kafir yang dizalimi.
- Harus membuat pakatan dengan orang kafir untuk membantu orang muslim dan bukan muslim yang dizalimi oleh orang muslim yang zalim.
- Tidak harus membuat pakatan dengan orang kafir untuk melawan orang muslim dan bukan muslim yang dizalimi.
- Bukan Islam mempunyai hak dalam urusan bersama sebagai warganegara, bukan urusan khusus bagi orang Islam.

Rumusan daripada Tafsir al-Munir, Dr Wahbah al-Zuhaily:-

عَسَى اللَّهُ أَن يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِينَ عَادَيْتُم مِّنْهُم مَّوَدَّةً وَاللَّهُ قَدِيرٌ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ، لاَ يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ ، إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَن تَوَلَّوْهُمْ وَمَن يَتَوَلَّهُمْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

(bermaksud): “Semoga Allah akan mengadakan perasaan kasih sayang antara kamu dengan orang-orang yang kamu musuhi dari kerabat kamu itu (dengan jalan menjadikan mereka insaf dan memeluk Islam) dan (ingatlah), Allah Maha Kuasa (atas tiap-tiap sesuatu), dan Allah Maha pengampun, lagi Maha Mengasihani. Allah tidak melarang kamu daripada berbuat baik dan berlaku adil kepada orang-orang yang tidak memerangi kamu kerana agama (kamu) dan tidak mengeluarkan kamu dari kampung halaman kamu; sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanyalah melarang kamu daripada menjadikan teman rapat orang-orang yang memerangi kamu kerana agama (kamu) dan mengeluarkan kamu dari kampung halaman kamu, serta membantu (orang lain) untuk mengusir kamu dan (ingatlah), sesiapa yang menjadikan mereka teman rapat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (al-Mumtahinah, 60: 7-9).

- Tiada tegahan ikatan setia atau persetujuan antara kaum muslimin dan selain mereka. Tegahan hanyalah membabitkan ikatan setia dan persetujuan yang dijalinkan untuk kepentingan bukan Islam. Ini kerana Nabi s.‘a.w pernah melakukan ikat setia dengan Khuza‘ah sedangkan mereka dalam kesyirikan.

- Tiada halangan menjalinkan hubungan mesra dan berinteraksi secara harmoni dengan orang-orang kafir yang tidak memusuhi Islam dari segi zahir, di samping tidak redha dengan kekufuran mereka pada hakikat yang tersirat.

- Tiada tegahan untuk bergaul, berinteraksi atau memberi kepercayaan terhadap bukan muslim dalam urusan-urusan tertentu yang tidak menggugat kemaslahatan umum orang-orang Islam.

- Harus meminta bantuan daripada orang-orang kafir untuk melawan orang kafir yang lain. Itu pun jika orang kafir bersangka baik terhadap orang-orang Islam.

- Harus meminta bantuan daripada orang-orang kafir jika keadaan memerlukan.
  
Hal ini disebabkan oleh:

- Nabi s.‘a.w sebagaimana riwayat Muslim - meminta bantuan dengan Safwan bin Umaiyah pada hari peperangan Hunain untuk memerangi Hawazan,
- Bani Khuza‘ah berkerjasama dengan Nabi s.‘a.w pada hari pembukaan kota Mekah,
- Quzman - seorang munafik - menyertai para Sahabat dalam peperangan Uhud sedangkan ia seorang musyrik.