Dalam perkara yang membabitkan
hak, tidak dilihat pada agama atau bangsa seeorang:
- Harus membantu orang kafir yang
dizalimi.
- Harus membuat pakatan dengan
orang kafir untuk membantu orang muslim dan bukan muslim yang dizalimi oleh
orang muslim yang zalim.
- Tidak harus membuat pakatan
dengan orang kafir untuk melawan orang muslim dan bukan muslim yang dizalimi.
- Bukan Islam mempunyai hak dalam
urusan bersama sebagai warganegara, bukan urusan khusus bagi orang Islam.
Rumusan daripada Tafsir al-Munir, Dr Wahbah al-Zuhaily:-
عَسَى
اللَّهُ أَن يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِينَ عَادَيْتُم مِّنْهُم
مَّوَدَّةً وَاللَّهُ قَدِيرٌ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ، لاَ يَنْهَاكُمُ
اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم
مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
الْمُقْسِطِينَ ، إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي
الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَن
تَوَلَّوْهُمْ وَمَن يَتَوَلَّهُمْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
(bermaksud): “Semoga Allah akan
mengadakan perasaan kasih sayang antara kamu dengan orang-orang yang kamu
musuhi dari kerabat kamu itu (dengan jalan menjadikan mereka insaf dan memeluk
Islam) dan (ingatlah), Allah Maha Kuasa (atas tiap-tiap sesuatu), dan Allah
Maha pengampun, lagi Maha Mengasihani. Allah tidak melarang kamu daripada
berbuat baik dan berlaku adil kepada orang-orang yang tidak memerangi kamu
kerana agama (kamu) dan tidak mengeluarkan kamu dari kampung halaman kamu; sesungguhnya
Allah mengasihi orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanyalah
melarang kamu daripada menjadikan teman rapat orang-orang yang memerangi kamu
kerana agama (kamu) dan mengeluarkan kamu dari kampung halaman kamu, serta
membantu (orang lain) untuk mengusir kamu dan (ingatlah), sesiapa yang
menjadikan mereka teman rapat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (al-Mumtahinah,
60: 7-9).
- Tiada tegahan ikatan setia atau
persetujuan antara kaum muslimin dan selain mereka. Tegahan hanyalah
membabitkan ikatan setia dan persetujuan yang dijalinkan untuk kepentingan
bukan Islam. Ini kerana Nabi s.‘a.w pernah melakukan ikat setia dengan Khuza‘ah
sedangkan mereka dalam kesyirikan.
- Tiada halangan menjalinkan
hubungan mesra dan berinteraksi secara harmoni dengan orang-orang kafir yang
tidak memusuhi Islam dari segi zahir, di samping tidak redha dengan kekufuran
mereka pada hakikat yang tersirat.
- Tiada tegahan untuk bergaul, berinteraksi
atau memberi kepercayaan terhadap bukan muslim dalam urusan-urusan tertentu
yang tidak menggugat kemaslahatan umum orang-orang Islam.
- Harus meminta bantuan daripada
orang-orang kafir untuk melawan orang kafir yang lain. Itu pun jika orang kafir
bersangka baik terhadap orang-orang Islam.
- Harus meminta bantuan daripada
orang-orang kafir jika keadaan memerlukan.
Hal ini disebabkan oleh:
- Nabi s.‘a.w sebagaimana riwayat
Muslim - meminta bantuan dengan Safwan bin Umaiyah pada hari peperangan Hunain
untuk memerangi Hawazan,
- Bani Khuza‘ah berkerjasama
dengan Nabi s.‘a.w pada hari pembukaan kota
Mekah,
- Quzman - seorang munafik - menyertai
para Sahabat dalam peperangan Uhud sedangkan ia seorang musyrik.